Suatu siang hari
kerja di minggu terakhir Januari yang terik, waktu menunjukkan pukul 11.50, tak
lama lagi akan masuk waktu ishoma. Seorang pemuda berpakaian kasual dengan
membawa tas ransel memasuki Perpustakaan BP Batam di lantai dua Gedung B, Pusat
Teknologi Informasi BP Batam, di Batam Centre. Setelah mengisi buku pengunjung,
kemudian ia meletakkan tas di tempat yang disediakan, yang sebelumnya telah
mengeluarkan alat tulis dan menenteng smartphone.
Waktu terus berjalan,
beberapa pemustaka lain datang-pergi silih berganti. Jelang pukul 15.30
perpustakaan juga kedatangan tiga orang tamu dari Kantor Arsip dan Perpustakaan
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Setelah saling bertukar informasi dan pengalaman
-khususnya tentang keperpustakaan, sekitar pukul 16.30 sang tamu dari Bogor
berpamitan untuk melanjutkan perjalanan dinasnya.
Tak lama setelah itu,
sang pemuda -yang memang sudah sering berkunjung ke perpustakaan, juga akan
pamit pulang. Pada kesempatan itu
terjadi obrolan sore yang hasilnya antara lain kira-kira sebagai berikut;
terjadi obrolan sore yang hasilnya antara lain kira-kira sebagai berikut;
Selama di
perpustakaan, Anggarda Bhayangkara, 24 tahun, demikian nama pemuda itu, tidak
seperti biasanya -membaca buku-buku pilihannya, rupanya kali ini ia telah
menyelesaikan pembuatan sebuah doodle art, yaitu seni gambar corat-coret yang
memang sudah lama menjadi salahsatu hobi mengisi waktu luangnya, selain hobi
membaca, tentunya.
Ia menunjukkan
beberapa hasil karyanya sambil menceritakan tentang hobinya. Menjelaskan apa
itu doodle art, perbedaan dan persamaannya dengan graffiti, manga, dan stop
motion. Dengan bantuan smartphone dan akses wifi gratis yang tersedia di
perpustakaan, maka proses kreatif lebih mudah mengalir. Ditambah lagi ruangan
dan suasana yang nyaman, ia sempat menggambar sambil duduk di karpet, kemudian
pindah melanjutkan di meja dengan kursi yang cukup empuk. Waktu shalat pun tak
dilewatkan, di mushalla yang bersih dan nyaman, yang tersedia di lantai 1. Saat
ingin mengisi jeda dengan makan siang atau sekedar ngopi, dapat sejenak
meninggalkan perpustakaan dan menuju ke Warung Pojok yang terletak disamping
belakang bank BRI, yang hanya berjarak
sekitar tiga menit berjalan kaki dari perpustakaan.
Anggarda yang tamat
SMK Penerbangan, merantau ke Batam sekitar enam bulan lalu, setelah lolos
seleksi penerimaan tenaga teknis perawatan dan pemeliharaan pesawat, di grup
perusahaan penerbangan swasta nasional yang baru beroperasi di area bandara
Hang Nadim. Tinggal di rusun Kabil bersama dengan sekitar 600-an pekerja
lainnya di perusahaan yang sama, di saat waktu libur kerja yang cukup
melelahkan, ia lebih sering memilih mengisi waktu luang dengan berkunjung ke
perpustakaan, seperti yang sering ia lakukan ketika masih di kota asalnya,
Surabaya. Perjalanan dari rusun Kabil ke perpustakaan BP Batam, ia tempuh
sekitar 20 menit menggunakan sepeda motor baru yang dimilikinya melalui
fasilitas kredit.
Perihal hobinya yang
seolah bertolak belakang dengan pekerjaannya yang menuntut akurasi hasil kerja
-karena terkait dengan keamanan dan keselamatan penerbangan, menurutnya justru
dengan hobinya yang menuntut kebebasan berekspresi, ada semacam relaksasi
pikiran. Dari yang serba eksak, serba presisi dalam pekerjaan, ke seni doodle
dan yang sejenisnya yang menyalurkan seni menuangkan 'rasa kebebasan'.
Alhasil, selepas
waktu hari libur dengan mengisi kegiatan antara lain membaca dan seni doodle,
maka pada waktu masuk kembali bekerja, terasa lebih segar dan siap melakukan
pekerjaan dengan penuh kesungguhan dan ketelitian.
0 komentar:
Posting Komentar